TUGAS 8 : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MENDESKRIPSIKAN ESENSI DAN URGENSI VISI ILAHI UNTUK MEMBANGUN DUNIA YANG DAMAI)


Agar manusia dapat membangun kehidupan yang damai, aman, penuh kasih, dan sejahtera, maka dibutuhkan pemaknaan tentang kesejatian hidup dan kehidupan yang lebih holistik, komprehensif, dan empatik. Ketiga hal itu tidak akan mungkin dicapai kecuali oleh mereka yang memiliki kesadaran dan kecerdasan spiritual, karena kesadaran ini merupakan visi Ilahi yang dikaruniakan kepada orang-orang pilihan-Nya. Dalam bahasan kali ini, kita akan membahas cara manusia dalam membangun relasi yang harmonis dengan Tuhan sehingga manusia dapat menggapai visi Ilahi dalam membangun kehidupannya.

Dalam perspektif Islam, manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna. Kesempurnaan manusia ditandai dengan kesiapannya untuk berbakti kepadaTuhan karena dalam dirinya telah ditiupkan salah satu tajalli Tuhan yaitu roh. Ketika manusia masih menjaga dan memelihara fithrah-nya itu, manusia hidup dekat dengan Tuhan. Dengan kata lain, manusia lebih bisa mendengar dan mengikuti tuntunan hati nurani, karena nuansa spiritualitasnya begitu maksimal. Namun, karena godaan materi, yang dalam kisah Adam disimbolkan dengan syajarah al-khuldi (pohon keabadian), maka manusia sedikit demi sedikit mulai kehilangan nuansa spiritual dan kehilangan superioritas roh sebagai penggerak kehidupan manusia dalam koridor visi Ilahi.

Dalam perspektif tasawuf, kejatuhan manusia membuat ia semakin jauh dari Tuhan (diibaratkan dalam kisah Adam sebagai ketergelinciran manusia dari Surga yang luhur dan suci ke dunia yang rendah dan penuh problematika). Ketika manusia makin jauh dari Tuhan, maka ia semakin jauh dari kebenaran dan kebaikan Tuhan.

Manusia adalah makhluk yang menyimpan kontradiksi di dalam dirinya. Di satu sisi, manusia adalah makhluk spiritual yang cenderung kepada kebajikan dan kebenaran. Namun di sisi lain, keberadaan unsur materi dan ragawi dalam dirinya memaksanya untuk tunduk pada tuntutan kesenangan jasmaniah. Sering kali terjadi konflik internal dalam diri manusia, antara dorongan spiritual dan material sehingga dalam khazanahIslam dikenal paling tidak ada tiga tipologi jiwa manusia, yaitu: an-nafs al-ammārah bissū` (jiwa yang selalu tergerak melakukan keburukan), an-nafs allawwāmah (jiwa yang selalu mencela diri), dan an-nafs almuthma`innah (jiwa yang tenang).

Agar manusia dapat tetap konsisten dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan, maka manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan. Manusia tidak akan mampu membangun relasi yang harmonis dengan Tuhan apabila hidupnya lebih didominasi oleh kepentingan ragawi dan bendawi. Oleh karena itu, sisi spiritualitas harus memainkan peran utama dalam kehidupan manusia sehingga ia mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap gerak dan sikapnya. Apabila manusia telah mampu mengasah spiritualitasnya sehingga ia dapat merasakan kehadiran Tuhan, maka ia akan dapat melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan (Ilahi).

Visi Ilahi inilah yang saat ini dibutuhkan oleh umat manusia sehingga setiap tindak tanduk dan sikap perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan kepada Tuhan sebagai manifestasi kebenaran universal dan pengabdian serta pelayanan kepada sesama ciptaan Tuhan.

Sumber : https://www.scribd.com/document/361203488/Makalah-Agama-Bab-2

Penulis:

Sintha Nur Fadilla Nawawi (A1G118039)

Tinggalkan komentar