INOVASI PENDIDIKAN

BERIKUT INI BEBERAPA POWER POINT TENTANG INOVASI PENDIDIKAN.

Untuk mendownload PPT tentang Konsep Perubahan Sosial dan Konsep Dasar Inovasi, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk medownload PPT tentang Konsep Modern, Modernisasi, dan Karakteristik Individu Modern, serta Karakteristik Inovasi, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Konsep Dasar Inovasi Pendidikan dan Inovasi Pendidikan, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Proses Keputusan Inovasi dan Strategi Pengembangan Inovasi Pendidikan, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Indikator Penerima Inovasi dan Hakikat Agen Pembaharu, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Model Inovasi Pendidikan, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Pemanfaatan TIK untuk Inovasi Pembelajaran, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Pendekatan Teknologi, Pedagogi, dan Substansi dalam Pembelajaran Bidang IPA dan Matematika Berbasis WEB, silahkan Anda klik DISINI.

Untuk mendownload PPT tentang Pendekatan Teknologi, Pedagogi, dan Substansi dalam Pembelajaran Bidang IPS dan Bahasa Berbasis WEB, silahkan Anda klik DISINI.

TUGAS 1 : TEKNOLOGI INFORMASI (MAKALAH PERAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakaiuntuk menyiarkan program pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang Pendidikan sudah merupakan kelaziman. Membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan,dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenaldengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian teknologi informasi ?
  2. Bagaimana peran teknologi dalam proses belajar mengajar pada masa kini ?
  3. Bagaimana peran teknologi informasi dalam modernisasi Pendidikan ?
  4. Apa manfaat teknologi informasi dalam dunia pendidikan ?
  5. Apa contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan

  1. Mengetahui pengertian teknologi informasi.
  2. Mengetahui peran teknologi dalam proses belajar mengajar pada masa kini.
  3. Mengetahui peran teknologi informasi dalam modernisasi Pendidikan.
  4. Mengetahui manfaat teknologi informasi dalam dunia Pendidikan.
  5. Mengetahui contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia Pendidikan.

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Dalam konteks bisnis, Information Technology Association of America menjelaskan Pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa “teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI)”. Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika“Cloud Computing”, sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.

B. Peran Teknologi Informasi dalam Proses Belajar Mengajar pada Masa Kini

Banyak sekali peran yang dimiliki teknologi dalam proses belajar mengajar pada masa kini, sama halnya pada zaman dahulu dalam dunia pendidikan meiliki metode-metode dan media dalam proses belajar mengajar. Namun pada zaman sekarang dengan semakin berkembangnya teknologi, dunia pendidikan pun memiliki metode dan media baru dalam penerapan proses belajar mengajar dengan menerapkan peranan penting teknologi dalam proses belajar mengajar.

Sebagai contoh peran teknologi dalam proses belajar mengajar yaitu adanya penerapan metode penyampaian materi dengan menggunakan teknologi seperti halnya pemakaian LCD Projector untuk metode penyampaian materi kepada murid dalam proses mengajar.

Contoh lainya saat seorang guru menyampaikan pengumuman materi yang harus dipelajari kepada murid dengan menggunakan teknologi microphone atau pengeras suara  speaker, agar pengumuman materi yang disampaikan oleh seorang guru menjadi lebih terdengar dengan jelas.

Untuk kelas kesenian atau pembelajaran seny budaya para guru menggunakan teknologi sound system digunakan untuk pengeras suara lagu jawa ataupun lagu daerah lainya  yang digunakan untuk mengajar kelas seni tari pada saat pembelajaran seni.

Selain guru , teknologi juga memiliki peran tersendiri terhadap siswa siswi, sebagai contoh peranan teknologi untuk siswa dan siswi :

  1. Sebagai media pembelajara daring (online)
  2. Sebagai media belajar online dengan cangkupan yang lebih luas sebagai pengganti buku dan digantikan teknologi buku elektronik.
  3. Sebagai media belajar kelompok , Karena teknologi smartphone yang dilengkapi aplikasi messenger seperti whatsap dapat membuat grub antar siswa agar lebih mudah dalam melakukan diskusi berkelompok tanpa harus berkumpul.
  4. Dengan adanya teknologi untuk metode belajar siswa akan memiliki pengetahuan yang lebih luas sebagai contoh mesin penulusur google yang memiliki banyak sekali artikel dan ilmu didalamnya yang dapat kita akses secara gratis.
  5. Peran teknologi terhadap siswa lainya sebagai media untuk mendapatkan pengumuman dari seorang guru atau ketua kelas jika ada PR ataupun pengumuman untuk libur memalui smartphone via sms ataupun online messenger atau whatsap
  6. Lebih ringkas dalam pembelajaran karena materi yang tertera pada teknologi mesin telusur google menunjukan apa yang sedang kita cari dan sangat memudahkan kita dalam menemukan suatu jawaban tanpa memakan waktu lama dan dapat mempersingkat waktu dalam pencarian artikel atau wacana untuk para siswa siswi belajar.

C. Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan

Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan:

  1. Bagaimana kita belajar (how people learn).
  2. Apa yang kita pelajari (what people learn).
  3. Kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn).

Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi TI yang bisa dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI dalam moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan.  Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, terkait dengan metode atau model 3 pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru dengan siswa sangat menentukan model pembelajaran.

Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.

Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002).

Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.

Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi. Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning dapat masuk memainkan peran.

D. Manfaat Teknologi dalam Dunia Pendidikan

Pada dasarnya teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Saat ini teknologi sudah menjadi kebutuhan primer manusia. Bahkan technologi sudah digunakan di semua segi kehidupan manusia, seperti di dalam bidang pengobatan, komunikasi, militer, transportasi dan pendidikan. Dari berbagai bidang tersebut, Pemanfaatan technology di dalam dunia pendidikan masih sangat terbatas. Yang terjadi di lapangan adalah tekhnologi lebih banyak dimanfaatkan di dalam bidang hiburan. pemanfaatan ini malah akan menimbulkan banyak masalah-masalah seperti penyalahgunaan tekhnologi dan membahayakan bagi kesehatan. Padahal jika diimplementasikan di dalm dunia pendidikan, tekhnologi bisa membantu dan mempercepat tujuan pendidikan. Berikut adalah manfaat-manfaat penerapan tekhnologi dalam dunia pendidikan.

  1. Teknologi Bisa Membantu Guru Mengajar

Tekhnologi bisa menjadi alat bantu bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar mereka kepada para siswa. Dengan menggunakan tekhnologi dalam proses belajar, Tentunya guru bisa menyampaikan materi dengan sangat mudah dan efektif.  Guru yang mengajar dengan menggunakan tekhnologi biasanya akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajarannya.

  1. Teknologi Memicu Kreatifitas Guru

Teknologi bisa menciptakan daya kreatifitas guru. mereka bisa lebih kreatif dalam menciptakan metode dalam mengajar. dengan adanya tekhnologi mereka akan terpacu untuk berkreasi karena tekhnologi hanyalah sebuah alat yang memerlukan seseorang untuk mengoperasikannya. tanpa guru, tekhnologi tidak bisa berdampak secara maksimal dalam dunia pendidikan.

  1. Teknologi Membantu Siswa Belajar

Pengimplementasian tekhnologi dalam proses belajar mengajar akan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran. Jika siswa sudah tertarik dengan apa yang guru akan ajarkan, maka tidak perlu lagi bagi mereka untuk meminta siswanya serius dalam belajar. Siswa akan lebih aktif dan tidak akan merasakan kebosanan akibat belajar.

  1. Teknologi  Menciptakan Kegiatan Belajar Yang Mengasyikkan

Dengan adanya tekhnologi guru bisa menciptakan atmosfer belajar yang menarik. Hal ini sangat bagus untuk memicu daya paham para murid agar mereka cepat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, Para murid juga tidak akan cepat merasa bosan karena mereka akan senang untuk belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Hal ini sangat baik karena bisa mendongkrak nilai para murid dalam beberapa mata pelajaran yang biasanya dianggap susah seperti matematika, bhs. Inggris,dll.

  1. Memudahkan Siswa Mencari Sumber Belajar

Teknologi informasi khusunya internet menyediakan berbagai macam sumber belajar yang bisa di akses oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Mereka bisa mendapatkan semua referensi yang mereka butuhkan secara gratis. semakin banyak mereka belajar dari sumber yang berebeda-beda, semakin pintar siswa tersebut.

  1. Teknologi Bisa Menaikan Standar Sekolah

Sekolah yang menggunakan tekhnologi dalam proses mengajar akan meningkatkan mutu sekolah tersebut. tentunya sekolah yang bermutu akan menjadi sekolah terfavorite dan menjadi tujuan bagi siswa untuk belajar di sekolah itu.

  1. Teknologi Menjadikan Siswa Memiliki Wawasan Luas

Siswa yang memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar akan memiliki wawasan yang luas. mereka bisa mendapatkan informasi atau perkembangan dunia terbaru dengan cepat. bahkan mereka bisa aktif di dalam forum-forum komunikasi internasional yang bisa melatih diri mereka menjadi siswa yang proaktif.

E. Contoh Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan

  1. Pembelajaran Berbasis Komputer

Semua orang tentu saja tahu apa itu komputer. dalam bidang pendidikan pengenalan teknologi satu ini sangat penting, karena banyak sekali manfaat yang bisa diberikan oleh komputer. seperti untuk mengelola file tulisan dan sebagainya. Dalam tingkatan yang lebih tinggi,komputer ataupun laptop dapat digunakan untuk berkarya, baik itu dalam bidang desain, seni, musik dll.

Banyak model pembelajaran berbasis komputer, diantaranya adalah Computer Based Instruction (CBI).Computer Assisted Intsruction (CAI), ICT, Computer Based Training (CBT) dan Computer Based Education (CBE).

  1. E-Learning

E-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer dan internet sebagai media pembelajaran. siswa dapat mengakses materi pelajaran baik itu berupa video, gambar, teks ataupun suara dimana saja tanpa harus bertatap muka dengan pengajar. sistem seperti ini tentu saja dimiliki oleh Universitas-universitas terkemuka di Indonesia.

Pengayaan konten seperti materi yang dapat diunduh siswa, ujian online atau pun sistem penilaian siswa dll dalam bentuk website. sistem pembelajaran e-learning umumnya tidak menggantikan model belajar konvensional di kelas, tapi hanya sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar siswa dan memberikan kemudahan pengajar dalam menyampaikan informasi kepada siswanya.

  1. Blended Learning

Blended learning merupakan metode pembelajaran yang mencampurkan pertemuan tatap muka pengajar dan muridnyasecara online. tanpa terbatas jarak.

     Pengajar akan memberikan materinya secara real time melalui phone conference, video conference ataupun chatting online. mereka dapat saling memberikan feedback baik itu berupa pertanyaan, jawaban ataupun pernyataan.

  1. Perpustakaan Digital

Menurut Association of Research Libraries (ARL) tujuan dari perpustakaan digital adalah untuk memberikan kelancaran dalam proses pengembangan yang sistematis dengan cara menyimpan, mengumpulkan, dan mengorganisasi pengetahuan dan informasi dalam format digital.

Siswa dapat mengakses buku-buku dalam bentuk digital dan mempelajarinya, tanpa harus datang ke perpustaan langsung atau harus membeli buku dalam bentuk fisik. Tentu saja ini menguntungkan karena siswa dapat belajar dimana pun dan kapan pun.

  1. Penggunaan Alat Pendukung KBM

Proses belajar mengajar tidak melulu pengajar mengajar menyampaikan bahan ajar melalui lisan. Namun bisa juga menggunakan video, gambar atau materi yang dibuat menggunakan komputer atau laptop. Kemudian ditampilkan lagi menggunakan teknologi berupa proyektor agar objek lebih besar dan dapat dilihat oleh semua siswa.

Karena teknologi terus berkembang, sudah seharusnya dunia pendidikan mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Agar terjadinya sinkronisasi yang baik antara siswa ketika dia kembali ke lingkungannya atau berhadapan dengan dunia kerja.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Saat ini teknologi sudah menjadi kebutuhan primer manusia. Bahkan teknologi sudah digunakan di semua segi kehidupan manusia, seperti di dalam bidang pengobatan, komunikasi, militer, transportasi dan pendidikan. Dari berbagai bidang tersebut, Pemanfaatan teknologi di dalam dunia pendidikan masih sangat terbatas. Yang terjadi di lapangan adalah teknologi lebih banyak dimanfaatkan di dalam bidang hiburan. pemanfaatan ini malah akan menimbulkan banyak masalah-masalah seperti penyalahgunaan teknologi dan membahayakan bagi kesehatan. Padahal jika diimplementasikan di dalam dunia pendidikan, tekhnologi bisa membantu dan mempercepat tujuan pendidikan.

Banyak sekali peran yang dimiliki teknologi dalam proses belajar mengajar pada masa kini, sama halnya pada zaman dahulu dalam dunia pendidikan meiliki metode-metode dan media dalam proses belajar mengajar. Namun pada zaman sekarang dengan semakin berkembangnya teknologi, dunia pendidikan pun memiliki metode dan media baru dalam penerapan proses belajar mengajar dengan menerapkan peranan penting teknologi dalam proses belajar mengajar.

B. Saran

Dalam penggunaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi sebaiknya orang tua harus memberikan waktu pengunaannya kepada anak tidak pada waktu belajar.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi

https://www.kompasiana.com/mwildan/55105239a33311283bba7f5f/perkembangan-it-dan-pendidikan-indonesia

http://guraru.org/guru-berbagi/peranan-penting-teknologi-dalam-proses-belajar-mengajar-di-masa-kini/

http://zakyfarhan97.blogspot.com/2015/10/peranan-teknologi-dalam-pendidikan_81.html

http://www.hystech.net/info/berikut-manfaat-teknologi-dalam-dunia-pendidikan/

https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/artikel-berita/9947-contoh-contoh-teknologi-dalam-bidang-pendidikan

https://www.nurulfikri.ac.id/index.php/id/artikel/item/1499-pemanfaatan-teknologi-bagi-dunia-pendidikan

 

TUGAS 2 : BIMBINGAN DAN KONSELING (MAKALAH ASAS DAN LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan materi ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga materi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga materi ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi materi ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Materi ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan materi ini.

Kendari, 10 Desember 2018

Penyusun

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak kurikulum 1975 pelayanan bimbingan dan konseling sudah masuk dalam jalur pendidikan formal meskipun pada waktu itu bernama layanan bimbingan dan penyuluhan pendidikan. Akan tetapi, dalam Permen Diknas No. 22/2006 tentang setandar isi, Pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan sebagai bagian dari kurikulum yang isinya dipilah menjadi (a) Kelompok Mata pelajaran (b) Muatan lokal (c) Materi Pengembangan diri, yang harus disiapkan oleh bagian bimbingan dan konseling.

Dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal, menyangkut aspak fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual.

Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja, melainkan untuk seluruh peserta didik.

Dalam keterlaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tetap mengacu pada beberapa asas dan landasan bimbingan dan konseling. Agar dalam pelayanan bimbingan dan konseling tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana asas-asas bimbingan dan konseling?
  2. Bagaiamana landasan bimbingan dan konseling?

C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling.
  2. Untuk mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Menurut  Slameto (1986) yang dikutip dalam buku Bimbingan dan konseling di Madrasah asas-asas bimbingan dan konseling karya Tohirin (2007) dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

  1. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling yang Berhubungan dengan  Siswa
  • Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan

Tiap-tiap siswa sebagai individu mempunyai kebutuhan yang berbeda baik jasmani  dan rohaniah. Tingkah laku individu pada umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan.  Apabila kebutuhan tidak tercapai, akan menimbulkan kecemasan dan kekecewaan, sehingga pada akhirnya menimbulkan perilaku menyimpang. Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah harus bisa memahami berbagai kebutuhan siswa, sehingga pelayanan bimbingan dan konseling diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa terutama kebutuhan psikis seperti kasih sayang, memperoleh rasa aman, kebutuhan untuk sukses dalam belajar, memperoleh harga diri, kebutuhan untuk diakui dan diterima oleh kelompok, kebutuhan untuk melaukan eksistensi diri, dan lain-lain.

  • Ada perbedaan di antara siswa (asas perbedaan siswa)

Dalam teori individualitas ditegaskan bahwa tiap-tiap individu berbeda. Demikian halnya siswa sebagai individu jelas mempunyai perbedaan. Tiap-tiap siswa memepunyai karakteristik yang berbeda baik fisik maupun psikisnya. Setiap siswa berbeda dalam hal kemampuan, bakat, minat, kebutuhan, cita-cita, sikap atau pandangan hidup dan ciri-ciri pribadi lainnya. Perbedaan-perbedaan siswa tersebut harus mendapat perhatian secara lebih spesifik dari pembimbing atau konselor di sekolah dan madrasah sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan karakteristik pribadinya masing-masing.

  • Tiap-tiap individu (siswa) ingin menjadi dirinya sendiri

Relevan dengan asas-asas perbedaan individu di atas, tiap-tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai dengan ciri-ciri atau karakteristik pribadinya masing-masing. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah harus dapat mengantarkan siswa berkembang menjadi dirinya sendiri. Guru pembimbing atau konselor di sekolah atau madrasah tidak boleh mengarahkan perkembangan siswa kearah yang pembimbing atau konselor inginkan. Dalam kaitan dengan peran siswa di tengah masyarakat kelak, pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan agar siswa menjadi ”baik” menurut ukuran masyarakat tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

  • Tiap-tiap individu (siswa) mempunyai dorongan untuk menjadi matang

Dalam tiap-tiap tahapan perkembangannya, setiap siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk menjadi matang, produktif, ddan berdiri sendiri. Kematangan yang dimaksud disini adalah kematangan kejiwaan, emosi, dan sosial. Pelayanan bimbingan dan konseling kepada para siswa di sekolah dan madrasah harus berorientasi kepada kematangan di atas sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungannya.

  • Tiap-tiap siwa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikannya

Tidak ada individu (siswa) yang tidak memiliki masalah.Mungkin tidak ada pula individu yang tidak ingin masalahnya terselesaikan. Apalagi individu (siswa) yang sedang dalam proses perkembangan, pasti memiliki masalah. Yang berbeda adalah kompleksitas masalah yang dialami oleh tiap-tiap siswa, artinya ada siswa yang mengalami masalah kompleks dan ada yang kurang kompleks. Pada dasarnya setiap individu (siswa) mempunyai dorongan-dorongan untuk memecahan masalahnya, namun karena keterbatasaanya ada kalanya siswa tidak selalu berhasil. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah harus diarahkan dalam rangaka membantu siswa menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya dorongan-dorongan yang ada pada setiap siswa.

  1. Asas yang berhubungan dengan Praktik atau Pekerjaan Bimbingan

Menurut Arifin dan Ety Kartika Wati (1995) yang dikutip dalam buku Bimbingan dan konseling di Sekolah dan Madrasah karya Tohirin (2007) ada beberapa asas dalam praktik atau pekerjaan Bimbingan dan Konseling yaitu :

  • Asas Kerahasiaan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

Contoh : Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang dididapnya sejak lama. Maka seorang konselor harus bias menjaga kerahasiaan tersebut agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak orang.

  • Asas Kesukarelaan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan atau kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

Contoh : Ada seorang peserta didik yang yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka pada salah satu mata pelajaran disekolahnya. Sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan mengembangkannya.

  • Asas Keterbukaan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan atau kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli).

Contoh : Ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup, sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseling untuk berbicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan masalah pribadinya sendiri. Sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalhnya.

  • Asas Kegiatan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan bimbingan. Dalam hala ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan atau kegiatan bimbingn dan konseling yang diperuntukkkan baginya.

Contoh : Seorang konselor harus harus bias membuat suatu program kegiatan. Seperti ospek (maba) maupun MOS (siswa baru), agar konseli / peserta didik dapat mengenalai lingkungan yang baru serta mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.

  • Asas Kemandirian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni : peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.dalam halam ini guru pembimbing sehendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselengarakannya bagi berkembannnya kemandirian peserta didik.

Contoh : Ada seorang konseli yang cacat fisik dating pada kita,dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meneruskan hidupnya. Sebagai konselor yang professional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri.

  • Asas Kekinian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menhendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling  ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang.

Contoh : Konselor tidak hanya focus pada masalah yang telah dihadapi, tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.

  • Asas Kedinamisan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadapa sasaran layangan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

Contoh : Seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan jaman,agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang pada seorang konseli yang semakin kompleks. Misalnya keluarga broken, serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

  • Asas Keterpaduan

Yaitu asas bimbingan dan koseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-pihak berperan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.

Contoh : Seorang konseli melakukan kerjasama dengan seorang psikologi seks maupun dokter kandungan, dan mengundangnya  kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks. Supaya mereka tidak terjerat dalam pergaulan bebas.

  • Asas Keharmonisan / kenormatifan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada aturan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.

Contoh : Seorang konselor dalam menjalankan tugasnya, harus sesuai dengan norma,hukum,dan adat istiadat. Sehingga tercipta suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor. Karena seorang konselor yang profesional harus bias menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.

  • Asas Keahlian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbi9ngan dan konseling.

Contoh : Apabila ada seorang konseli/peserta didik yang datang pada seorang konselor, seorang konselor harus bersikap sebagai konselor. Bukan bersikap pada seperti dokter maupun yang lainnya. yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli

  • Asas Alih Tangan Khasus

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didi (konseli) mengalih tangankan permalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

Contoh : Ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami stress garar tidak lulus sekolah, Seorang konselor tidak dapat bertidak sendiri dalam konteks ini. Seorang konselor haru melakukan kerjasama dengna pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini. Seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.

  • Asas Tut Wuri Handayani

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan menciptakan suasana mengayomi, mengembangkan keteladanan dan memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.

Contoh : Seorang konselor harus menjadi guru teladan,dan menyenangkan. Agar peserta didik / konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita, dan mampu mengayomi peserta didik.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan layanan kemanusiaan. Pelaksanaannya selain harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu, juga harus mengacu pada landasan bimbingan dan konseling itu sendiri. Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) ada beberapa landasan bimbingan dan konseling, yaitu:

  1. Landasan Filosofis

Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapakan merupakan tindakan yang bijaksana. Pemikiran filosofis bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum dan bagi konselor secara khusus; yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu, memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif, dan lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuannya.

Landasan filosofis dalam pelayanan bimbingan dan konseling akan membantu konselor memahami hakikat klien (siswa) sebagai manusia. Hakikat manusia dengan berbagai dimensi kemanusiaannya (fisis, psikologis, dan spiritual) serta dengan segenap tujuan dan tugas kehidupannya menjadi landasan bagi konsepsi dan penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

  1. Landasan Religius

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk religious. Hal ini menimbulkan keyakinan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan. Keyakinan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan, mengisyaratkan pada ketinggian derajat dan keindahan makhluk manusia serta peranannya sebagai kholifah di bumi. Landasan religious bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu :

  • Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allah SWT.
  • Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
  • Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.

Landasan religious dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Allah SWT dengan segenap kemuliaan kemanusiaan dan menjadi fokus netral upaya bimbingan dan konseling. Konselor harus hati-hati dan bijaksana menerapkan landasan religious terhadap klien (siswa) yang berbeda latar belakang agamanya.

  1. Landasan Psikologis

Bimbingan dan konseling merupakan proses psikologis. Maknanya situasi bimbingan dan  konseling merupakan situasi yang sarat dengan muatan-muatan psikologis. Psikologi mempersoalkan tentang perilaku individu. Oleh sebab itu, landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti mempersoalkan tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting mengingat bidang garapan bimbingan dan konseling adalah perilaku siswa, yaitu perilaku klien (siswa) yang perlu dikembangkan atau diubah apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, sejumlah aspek psikologi yang perlu dikuasai oleh para pembimbing (konselor) meliputi:

  • Motif dan motivasi
  • Pembawaan dasar dan lingkungan
  • Perkembangan individu
  • Belajar, balikan, dan penguatan
  • Kepribadian

4. Landasan Sosial Budaya

Di mana pun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan, maupun keturunan. Dalam kehidupan berkelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka.

  • Individu sebagai produk lingkungan sosial budaya

Setiap anak sejak lahir harus memenuhi tidak hanya tuntutan biologisnya, tetapi juga tuntutan budaya di tempat ia hidup, tuntutan budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut (McDaniel,1956). Kegagalan dalam memenuhi tuntutan biologis individu akan mengakibatkan kepunahan, kegagalan dalam memenuhi tuntutan budaya akan mengakibatkan ia tersingkir dari kehidupan bersama.

  • Bimbingan dan koseling antarbudaya

Sesuai dengan dimensi kesosialannya, individu saling berkomunikasi dan menyesuaikan diri. Komunikasi dan penyesuaian diri antar individu yang berasal dari latar belakang budaya yang sama cenderung lebih mudah daripada yang berasal dari latar belakang berbeda. Ada lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi dan penyesuaian diri antar budaya, yaitu sumber-sumber berkenaan dengan perbedaan bahasa, komunikasi non-verbal, stereotip, kecenderungan menilai, dan kecemasan (Pedersen, dkk, 1976).

Sumber hambatan komunikasi dan penyesuaian yang lain ialah kecemasan yang ada pada pihak-pihak yang berinteraksi dalam suasana antarbudaya. Karena inti proses pelayanan bimbingan dan konseling adalah komunikasi antara klien dan konselor.

Pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat manusia Indonesia harus berakar pada budaya Bangsa Indonesia sendiri. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus dilandasi oleh dan mempertimbangkan keanekaragaman sosial budaya yang hidup dalam masyarakat, disamping kesadaran akan dinamika sosial budaya itu menuju masyarakat yang lebih maju.

  1. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.

  • Keilmuan Bimbingan dan Konseling

Pengetahuan ialah sesuatu yang diketahui melalui pancaindra dan pengolahan oleh daya pikir. Dengan demikian, ilmu bimbingan dan konseling ialah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik.

Objek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada individu yang mengacu pada keempat fungsi pelayanan yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan/pengembangan. Bagaimana cara mengungkapkan pengetahuan tentang bimbingan dan konseling itu? Oleh karena itu digunakan berbagai cara atau metode, seperti pengamatan, wawancara, analisis dokumen, analisis laboratories, prosedur tes dan inventory. Melalui metode itu akan diperoleh sejumlah pengetahuan besar tentang objek kajian bimbingan dan konseling. Namun demikian, pengetahuan tersebut belum memiliki makna yang luas jadi perlu adanya pemberian arti. Pemberian arti itu harus dilakukan secara logis dan sistematik,

  • Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling

Salah satu ilmu dan perangkat teknologi yang berkembang amat cepat yaitu komputer, secara langsung dimanfaatkan pula dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

  • Pengembangan Bimbingan dan Konseling Melalui Penelitian

Bimbingan dan konseling, baik teori maupun praktik pelayanannya, bersifat dinamis dan berkembang, seiring dengan berkembangnya ilmu-ilmu yang memberikan sumbangan dan seiring pula dengan perkembangan budaya manusia pendukung pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri.

  1. Landasan Pedagogis

Setiap masyarakat, tanpa terkecuali, senantiasa menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cara dan sarana untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Boleh dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial (Budi Santoso,1992). Dengan reproduksi sosial itulah nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang melandasi kehidupan masyarakat diwujudkan dan dibina ketangguhannya.

  • Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu

Telah dikemukakan bahwa pelayanan dan konseling berfokus pada manusia; bahkan dikatakan: Bimbingan dari manusia, oleh manusia, dan untuk manusia. Manusia yang dimaksud disini adalah manusia yang berkembang, yang terus-menerus berusaha mewujudkan keempat dimensi kemanusiaannya menjadi manusia seutuhnya. Wahana paling utama untuk terjadinya proses dan tercapainya tujuan perkembangan itu tidak lain adalah pendidikan.

Pendidikan ialah upaya memanusiakan manusia. Dalam Undang-Undang No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan pengertian pendidikan sebagai  usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiata bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Dalam Undang-Undang No.2/1989 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmanidan ohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Maka tujuan bimbingan dan konseling pun tidak boleh menyimpang dari tujuan-tujuan tersebut.

  • Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Konseling

Ciri pokok yang menandai berlangsungnya upaya pendidikan ada dua macam, yaitu (a) peserta didik yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar, (b) kegiatan tersebut bersifat normatif. Apabila dua cirri tersebut tidak ada, maka upaya yang dilakukan itu tidak dapat dikatakan pendidikan.

  • Pendidikan Lebih Lajut Sebagai Inti Tujuan Bimbingan dan Konseling

Pendidikan merupakan upaya berkelanjutan. Apabila suatu kegiatan atau program pendidikan selesai, individu tidak hanya berhenti disana. Ia maju terus dengan kegiatan dan program pendidikan lainya. Demikian pula dengan hasil bimbingan dan konseling, hasil pelayanan itu tidak hanya berhenti sampai pada pencapaian hasil itu saja. Melainkan perlu terus dikembangkan untuk mencapai hasil-hasil berikutnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas. Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Sebagai sebuah layanan profesional, bimbingan dan konseling harus dibangun di atas landasan yang kokoh. Karena landasan bimbingan dan konseling yang kokoh merupakan tumpuan untuk terciptanya layanan bimbingan dan konseling yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Landasan bimbingan dan konseling meliputi landasan filosofis, landasan histori; landasan religius; landasan psikologis; landasan sosial budaya; ilmu pengetahuan dan teknologi dan landasan pedagogis.

B. Saran

Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa. Maka dari itu diberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://raihanatunnisa.blogspot.com/2015/12/asas-asas-bimbingan-dan-konseling.html

http://ridiawan.blogspot.com/2016/09/12-asas-bimbingan-dan-konseling-beserta.html

http://ovaovi.blogspot.com/2016/12/asas-prinsip-dan-landasan-bimbingan.html

http://rizkysulistyoamilia.blogspot.com/2013/04/landasan-bimbingan-konseling.html

  Lanjutkan membaca “TUGAS 2 : BIMBINGAN DAN KONSELING (MAKALAH ASAS DAN LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING)”

TUGAS 3 : KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (MAKALAH WACANA)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis terbesar seperti banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau kalimat-kalimat ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar yang disebut wacana bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam sintaksis, banyak kita jumpai kalimat yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat yang ada disekitarnya, maka kalimat itu menjadi satuan yang tidak mandiri. Kalimat-kalimat itu tidak mempunyai makna dalam kesendiriannya. Mereka baru mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada disekitarnya.

Kalau kalimat itu adalah unsur  pembentuk wacana, maka persoalan kita sekarang apakah wacana itu, apakah cirri-cirinya, bagaimana ujudnya, atau bagaimana pembentukannya. Berbagai macam definisi tentang wacana telah dibuat orang. Namun , dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, pada dasarnya menekankan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pengertian wacana?
  2. Apa saja  ciri-ciri wacana?
  3. Apa saja unsur-unsur wacana?
  4. Apa saja jenis-jenis wacana?

C. Tujuan

  1. Mengetahui pengertian wacana itu.
  2. Mengetahui ciri-ciri wacana.
  3. Mengetahui unsur-unsur wacana.
  4. Mengetahui jenis-jenis wacana.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian wacana

Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse” , yang artinya antara lain ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dansemestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, wacana dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana sehingga isi wacana apik dan benar.

Istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar di gunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian bunyi merupakan bentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat membentuk wacana.

Berikut ini adalah pengertian wacana menurut beberapa ahli :

  1. Hawthorn (1992) mengemukakan pengertian wacana merupakan komunikasi yang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
  2. Roger Fowler (1997) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang di lihat dari titik pandang kepercayaan,dan nilai.
  3. Alwi dkk (2003) wacana adalah rentetan kalimat yang menghubungkan proposisi satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan.

B. Ciri-Ciri Wacana

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh ciri atau karakterisitik sebuah wacana. Ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut.

  1. Satuan gramatikal
  2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
  3. Untaian kalimat-kalimat
  4. Memiliki hubungan proposisi
  5. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
  6. Memiliki hubungan koherensi
  7. Memiliki hubungan kohesi
  8. Medium bisa lisan maupun tulis

Syamsuddin (1992:5) menjelaskan ciri dan sifat sebuah wacana sebagai berikut.

  1. Wacana dapat berupa rangkaian kalimat ujar secara lisan dan tulis atau rangkaian tindak tutur
  2. Wacana mengungkap suatu hal (subjek)
  3. Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi pendukungnya
  4. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu
  5. Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.

C. Unsur-Unsur Wacana

  1. Unsur-Unsur Internal Wacana
  • Tema, yaitu pokok pembicaraan yang ada dalam sebuah wacana lisan maupun tulisan.
  • Unsur bahasa, yaitu kata, klausa, frase, dan kalimat.
  • Teks dan koteks. Istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan bahasa tulis, dan wacana bahasa lisan. Dalam konteks ini, teks dapat disamakan dengan naskah. Sedangkan istilah koteks adalah teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks yang satu memiliki hubungan dengan teks lainnya.
  • Makna dan maksud
  • Kohesi dan koherensi. Kohesi adalah keserasian hubungan unsur yang satu dengan unsur yang lain tidak selalu memiliki pertalian semantik. Sedangkan koherensi adalah pertalian semantik antara unsur yang satu dan unsur lain dalam wacana.

     2. Unsur-Unsur Eksternal Wacana.

Adalah sesuatu yang menjadi bagian wacana, namun tidak nampak eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Analisis dan pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut dapat membantu pemahaman tentang suatu wacana.

  • Implikatur adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Sesuatu yang “berbeda” tersebut adalah maksud pembicara yang dikemukakan secara eksplisit. Dengan kata lain, implikatur adalah maksud, keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.
  • Istilah presuposisi adalah perkiraan, persangkaan, atau rujukan. Dengan kata lain presuposisi adalah anggapan dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa yang membuat bentuk bahasa menjadi bermakna bagi pendengar/pembicara.
  • Referensi adalah hubungan antar kata dengan benda (orang, tumbuhan, buku, sesuatu lainnya) yang dirujuknya. Referensi merupakan perilaku pembicara/penulis.
  • Inferensi berarti kesimpulan. Dalam bidang wacana inferensi berarti sebagai proses yang harus dilakukan pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah  tidak terdapat di dalam wacana yang diungkapkan oleh pembicara/penulis.

D. Jenis-Jenis Wacana

Jenis Wacana bisa dikelompokkan berdasarkan, Jenis Wacana berdasarkan Bentuk, Jenis Wacana berdasarkan media penyampaiannya, Jenis wacana berdasarkan jumlah penutur, Jenis Wacana Berdasarkan Sifat, Jenis Wacana Berdasarkan Isi, Jenis Wacana Berdasarkan Gaya, Jenis Wacana Berdasarkan Tujuan. Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis wacana berdasarkan kategorinya:

  1. Jenis Wacana Berdasarkan Bentuk
  • Wacana Naratif. Wacana naratif adalah bentuk wacana yang dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah, uraiannya cenderung ringkas. Bagian-bagian yang dianggap penting sering diberi tekanan atau diulang.
  • Wacana Prosedural. Wacana prosedural adalah wacana yang digunakan untuk memberikan petunjuk atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan. Oleh karena itu, kalimat-kalimatnya berisi persyaratan atau aturan tertentu agar tujuan kegiatan dapat berhasil dengan baik.
  • Wacana Ekspositori. Wacana ekspositori adalah wacana yang bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif. Bahasa yang digunakan cenderung denotatif dan rasional, yang termasuk dalam wacana ini adalah ceramah ilmiah, artikel di media masa.
  • Wacana Hortatori. Wacana hortatori adalah wacana yang digunakan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan. Sifatnya persuasif, tujuannya adalah untuk mencari pengikut agar bersedia melakukan, atau menyetujui pada hal yang disampaikan dalam wacana tersebut.
  • Wacana Dramatik. Wacana dramatik adalah bentuk wacana yang berisi percakapan antar penutur. Sedapat mungkin menghindari sifat narasi di dalamnya. Contoh: skenario film.
  • Wacana Epistoleri. Wacana epistoleri adalah wacana yang dipergunakan dalam surat-menyurat. Pada umumnya memilik bentuk dan sistem tertentu yang sudah menjadi kebiasaan atau aturan.
  • Wacana Seremonial. Wacana seremonial adalah bentuk wacana yang digunakan dalam kesempatan seremonial (upacara), karena erat kaitannya dengan konteks situasi dan kondisi yang terjadi dalam seremoni, maka wacana ini tidak dipergunakan dalam sembarang waktu.
  1. Jenis Wacana Berdasarkan Media Penyampaiannya
  • Wacana Tulis. Wacana tulis adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Sampai saat ini tulisan masih merupakan media yang sangat efektif dan efisien untuk menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, dll.
  • Wacana Lisan. Wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dalam bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan atau ujaran.
  1. Jenis Wacana Berdasarkan Jumlah Penutur
  • Wacana Monolog. Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Umumnya wacana monolog tidak menghendaki dan tidak menyediakan alokasi waktu terhadap respon pendengar. Contoh: pidato, ceramah, presenter, dll.
  • Wacana Dialog. Wacana dialog adalah wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih, wacana ini bisa berbentuk tulisan atau lisan. Wacana dialog tulis memiliki bentuk yang sama dengan wacana drama (skenario, ketoprak, dll).
  1. Jenis Wacana Berdasarkan Sifat

a) Wacana Fiksi. Bentuk dan isi wacana fiksi berorientasi pada imajinasi. Biasanyan, tampilan bahasanya mengandung keindahan (estetika). Mungkin sekali wacana fiksi bersifat atau kenyataan, tetapi gaya penyampaiannya indah.

  • Wacana Prosa. Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana prosa dapat berbentuk tulis atau lisan.
  • Wacana Puisi. Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa berbentuk tulis atau lisan. Bahasa dan isinya berorentasi pada keindahan. Puisi, lagu, tembang dan belada merupakan contoh wacana puisi.Wacana Drama. Wacana drama disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama berbentuk percakapan atau dialog. Oleh karena itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang di ajak bicara.

b) Wacana Nonfiksi. Wacana nonfiksi adalah suatu wacana dari hasil olah pikir manusia yang melibatkan data dan informasi nyata dan kadang menggunakan kaidah-kaiadah penulisan yang baku.Contoh wacana nonfiksi yaitu opini, essay, artikel dan laporan penelitian.

  1. Jenis Wacana Berdasarkan Isi
  • Wacana Politik. Bagaimanapun juga bidang politik melahirkan istilah dan jorgan politik yang maknanya yang lebih dipahami oleh orang-orang di lingkungan itu sendiri.
  • Wacana Sosial. Wacana sosial berkaitan dengan kehidupan sosial dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Memang sulit untuk mengatakan : apa persoalan yang bukan merupakan persoalan sehari-hari. Masalah makan, pangan, rumah, tanah, pernikahan, kematian, dan sebagainya merupakan sejumlah kecil masalah sosial tersebut”.
  • Wacana Ekonomi. Wacana ekonomi berkaitan dengan persoalan ekonomi. Dalam wacana ekonomi, ada beberapa register yang hanya dikenal di dunia bisnis dan ekonomi. Ungkapan-ungkapan seperti persaingan pasar, biaya produksi tinggi, langkanya sembako, konsumen dirugikan, inflasi, devaluasi, harga saham gabungan, nata unag dan sejenisnya merupakan contoh-contoh regester ekonomi.
  • Wacana Budaya. Wacana budaya berkaitan dengan kreativitas kebudayaan. Wilayah wacana budaya lebih berkaitan dengan wilayah ‘ kebiasaan atau tradisi, adat, sikap hidup dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari’  wilayah itu kemudian menghasilkan bentuk-bentuk kebahasaan, yang isinya kemudian disebut wacana budaya.
  • Wacana Militer. Hingga saat ini wacana militer hanya dipakai dan berkembang di bidang militer.
  • Wacana Hukum dan Kriminalitas. Persoalan hukum dan kriminalitas, sekalipun bisa dipisahkan, namun keduanya bagaikan dua sisi dari mata uang: berbeda tetapi menjadi satu kesatuan.
  • Wacana olahraga dan Kesehatan. Wacana olahraga dan kesehatan berkaitan dengan masalah olahraga dan kesehatan. Masalah yang berkaitan dengan kesehatan misalnya, muncul kalimat ”Sempat joging 10 menit, didiagnosis jantung ringan”. Istilah joging adalah aktivitas olahraga ringan yang berkaitan dengan kesehatan.
  1. Jenis Wacana Berdasarkan Gaya dan Tujuan (Wacana Iklan)

Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), disebutkan iklan adalah  berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) tentang barang atau jasa yang di tawarkan (1989 :322). Umumnya iklan di pasang di media masa, baik cetak maupun elektronik. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar  berdaya persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli.

  1. Jenis Wacana Berdasarkan Tujuan Pemaparannya

a) Wacana Narasi

Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana yang menceritakan / mengisahkan sesuatu peristiwa secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Dengan demikian wacana jenis ini tidak bermaksud untuk mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah disaksikan, dialami dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara lain biografi , autobiografi, pengalaman sedangkan yang berupa fiksi diantaranya cerpen dan novel.

Ciri-ciri narasi  :

  • Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
  • Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. atau berupa rekaan.
  • Berdasarkan konfliks, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
  • Memiliki nilai estetika.
  • Menekankan susunan secara kronologis.

Tujuan menulis karangan narasi  yaitu:

  • Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
  • Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
  • Memberikan hiburan kepada pembaca.

b) Wacana Deskripsi

Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Oleh sebab itu deskripsi yang baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar dan sebagainya, melihat pemandangan pegunungan, rumah, gedung , dll.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut :

  • Deskripsi Imajinatif/Impresionis

Adalah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu  ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dan lain-lain.

  • Deskripsi faktual/ekspositoris

Ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.atau juda biasanya diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara logis.

Ciri-ciri karangan deskripsi :

  • Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
  • Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
  • Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
  • Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

c) Wacana Argumentasi

Kata Wacana Argumentasi yaitu paragraf yang mengemukakan berbagai alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau logis serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagsan, sikap dan keyakinan penulis. Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentative.  Karangan argumentasi juga dpat berisi tanggapan atas sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memeparkan alasan-alasan yang logis.  Tujuan wacana argumentasi yaitu berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

Ciri-Ciri wacana argumentasi :

  • Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui pembaca.
  • Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, atau gambar.  (Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung).
  • Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca.
  • Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektifitas.
  • Dalam menyusun argumentasi, penulis menerapkan kerangka berfikir rasional, kritis dan logis.
  • Membuktikan kebenaran pendapat pengarang dapat menggunakan macam-macam pola pembuktian.

d) Wacana Persuasi

Wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.

Ciri-ciri  wacana persuasif seharusnya :

  • Berupa ajakan atau mempengaruhi pembaca
  • Berisi imbauan
  • Menarik pembaca atau pendengar

Syarat-syarat membuat  wacana Persuasi agar pembaca atau pendengar tertarik :

  • Menggunakan bahasa emotif
  • Menggunakan struktur kalimat yang unik
  • Pilihan kata yang khusus
  • Ajakan yang efektif
  • Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kepercayaan untuk pembaca tercapai.
  • Harus ada fakta dan data

Wacana persuasif dapat berupa  :

  • Bentuk  pidato , misalnya Propaganda kelompok / golongan, kampanye, penjual jamu, dan lain-lain.
  • Bentuk tulisan brupa  Iklan dalam media massa, selebaran, dan lain-lain.
  • Berupa elektronik misalkan televisi, radio, internet, dan lain-lain.

e) Wacana Eksposisi

Wacana eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, wacana dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana sehingga isi wacana apik dan benar.

B. Saran

Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.

DAFTAR PUSTAKA

http://beningembun-apriliasya.blogspot.com/2010/10/pengertian-wacana-dan-macam-macamnya.html

http://laukhilmahfidiyah.blogspot.com/2015/03/hakikat-wacana.html

https://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/02/28/wacana/

http://kikinoffitri.blogspot.com/2016/11/makalah-wacana.html

http://remajasampit.blogspot.com/2014/01/jenis-jenis-wacana.html

http://slametanggara.blogspot.com/2015/06/jenis-jenis-wacana.html

TUGAS 4 : BAHASA INGGRIS (EXAMPLE OF A DESCRIPTIVE TEXT ABOUT FAVORITE PLACE)


BOKORI ISLAND

Bokori Island is a small island located in the middle of a vast expanse of sea which is now popular and visited by many tourists. Bokori Island is located in Soropia District, Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province.

One of the attractions of Bokori Island is its white sand, the water is very clear and not easily cloudy, the blue sea is free, the waves are not too high and it is safe for tourists to play, swim, or take pictures.

Bokori Island used to be an untreated island, but it is now a complete destination with villa facilities, restaurants, gazebos, beach volleyball courts, public toilets, etc. In addition to taking pictures and hanging out together, other activities that visitors can do are swimming, playing sand, banana boat rides, jet skis and playing beach volleyball.

For cleanliness, Bokori Island is quite clean because there are janitors who are prepared to clean up the garbage from visitors who are not orderly to dispose of garbage.

However, if you want to swim further into the sea, you should be careful not to step on sea urchins. There you can rent a fishing boat and fish or just paddle while circling the island.

Although overgrown with coconut trees which are neatly lined up, the air on Bokori Island is very hot during the day. This is due to a lack of protective trees. Even so, this will not reduce the exoticism of the scenery on the island.